ALAMAT :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekretariat : Gedung Balaikota DKI Jakarta, Blok F Lantai 3, Jl.Medan Merdeka Selatan No.8-9, Jakarta Pusat. Telp/Fax (021) 352.1623, HP.0812 8163 3337, 0856 4540 8945, E-mail : antonagusta@gmail.com
, c/p : Anton
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 27 Juni 2014

Kemenporan Gelar Kemah Pemuda Relawan Indonesia



JAKARTA, Forum PRB API DKI ; Sebanyak 72 relawan dari 34 provinsi ikut ambil bagian dalam pelaksanaan Kemah Relawan yang digelar Asisten Deputi (Asdep) Kepeloporan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda di Bumi Perkemahan Cibubur, 23-26 Juni 2014.

Dalam arahannya pada upacara pembukaan, Asdep Kepeloporan Bandingan Daulay yang mewakili Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, Sakhyan Asmara  menyatakan, Kemah Relawan yang baru pertama kalinya dilaksanakan bertujuan sebagai wadah berhimpun relawan muda dari seluruh
Indonesia. "Kemah Relawan ini akan ditindaklanjuti dengan pembentukan forum relawan Indonesia yang juga akan dibentuk di setiap provinsi dengan tujuan  untuk lebih menyatukan relawan dari seluruh Indonesia yang memang secara suka rela bekerja tanpa pamrih," kata Daulay.


"Satu hal yang  ingin dicapai dalam pelaksanaan Kemah Relawan adalah dalam rangka meningkatkan jatidiri relawan. Sebab rentetan bencana yang terus meningkat dalam negeri membuat para pemuda harus sanggup menjadi pelopor dalam menjadi relawan," sambung Daulay sembari meminta agar
usai pelaksanaan kemah agar semua peserta bisa terus menjalankan aktivitasnya sebagai relawan. Apalagi setelah terbentuknya forum pemuda relawan.


Hadir pula  Kabid Kepedulian, Fauziah Heliyanti, serta Kabid Kesukarelawan Safril yang sekaligus sebagai ketua panitia pelaksana, serta sejumlah Kasubid di lingkungan Asdep Kepeloporan.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Sakhyan Asmara pada Kamis (26/6) pagi menutup Kemah Pemuda Relawan Indonesia 2014
di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur. Dalam sambutannya  Sakhyan menyatakan  senang dan bangga atas terlasananya Kemah Pemuda Relawan dengan baik dan lancar.


"Kita sangat membutuhkan tenaga sukarelawan dari unsur pemuda. Karena itu terima kasih atas kesediaan Anda semuanya untuk hadir dalam Kemah Pemuda Relawan ini.  Tentunya kita harapkan Anda semuanya menjadi pelopor di wilayah masing-masing. Pemuda relawan hendaknya menjadi sabuk kelapa di atas air. Tenggelam dan kembali mengapung, bukan seperti batu yang
tenggelam hingga ke dasar sungai tanpa bisa kembali mengapung," kata Sakhyan.


Para  nara sumber yang memberikan materi pelatihan para praktisi relawan dan dari media,  Mercy Rescue, Forum PRB API DKI Jakarta, Dewan Juri SCTV Award dan dari Komunitas Masyarakat Pecinta Kali Ciliwung (Mat Peci), Global Rescue Network, Direktur Relawan Australia untuk Indonesia. Dan tim medis Kemenpora yang dipimpin langsung dr Rora Asyulia dengan satu unit mobil ambulance, yang terus mengikuti seluruh kegiatan Kemah Pemuda
Relawan.


Dalam rangkaian kegiatan Kemah Pemuda Relawan Indonesia, juga diadakan kegiatan lapangan, mengarungi Sungai Ciliwung, sekaligus membersihkan sampah, pelatihan pengolahan limbah sampah, menjadi kompos dan barang-barang kerajinan, di Saung Mat Peci.

Terbentuk PRI

Pada hari terkahir kegiatan Kemah Pemuda Relawan Indonesia (Kamis,26/06), peserta sepakat
membentuk wadah/organisasi  yang diberi nama Pemuda Relawan Indonesia disingkat PRI. Kriteria untuk Pengurus Pusat Pemuda Relawan Indonesia (PRI), berusia 20 – 27 tahun, pendidikan minilam SLTA atau sederajat, berpengalaman dalam berorganisasi.


Hasil musyawarah dibentuk Tim Formatur untuk Dewan Pimpinan Pusat, sebagai berikut :

Penasehat :
Menteri Pemuda dan Olahraga RI
Sekretaris Menpora
Deputi Pengembangan Pemuda
Asisten Deputi Kepeloporan
Kepala Bidang Kesukarelawanan Pemuda

Pengarah :
Suhardi Suryadi
Dindin Sjafrudin, SAP
Usman Firdaus, S.Kom
Anton Agus Haryanta, SE

Pengurus :
Ketua Umum : Komarudin, S.Pd
Wakil Ketua Umum : Zamzami, S.Sos
Sekretaris Jendral : Siti Ridha Pratiwi, Amd.Ked
Wakil Sekjen : Sinta Dewinta
Bendahara Umum : Nina Nurmilah, S.Th.I
Departemen Komunikasi & Informasi : Ivan Sulaeman, Amd,Ak
Departemen Penelitian dan Pengembangan : Binar Bintang Putra Ananta
Departemen Kerjasama antar Lembaga : Rizky Firman Nugraha
Departemen Penanggulangan Bencana : Suryadi Haidir
Departemen Lingkungan Hidup : Chalid, SP

Memberikan mandat kepada pengurus harian untuk melengkapi kepengurusan lainya, sekurang-kurangnya 14 hari sejak ditetapkan. Hal-hal lain yang belum ditetapkan dalam keputusan ini akan ditetapkan dalam rapat pengurus harian.


---------------------------------------------------------------------
Tim Peliput : ratman/iin yusnita (F-PRB API DKI JKT)
data sumber tulisan tambahan : Kemenpora
Foto : ratman

(ratman/prbapidki)

Minggu, 22 Juni 2014

Membangun Ketangguhan Lembaga Usaha Dalam Kerangka Corporate Sustainibility


Aspem Prov DKI Jakarta Pada Saat Membuka Lokakarya (foto/rat)


Forum PRB API DKI JKT (19/06) ; Bretempat di Ruang Pola Gedung Blok G, Lantai 2, Balaikota DKI Jakarta, Kamis (19/06) Forum PRB API DKI Jakarta dengan dukungan Oxfam, menyelenggarakan lokakarya tentang peran sekor privat dalam pengurangan risiko bencana. Acara tersebut dibuka oleh Asisten Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, Mara Oloan Siregar.

Lokakarya tersebut diikuti oleh sejumlah kalangan lembaga pengusaha, perwakilan dari masing-masing SKPD Provinsi DKI Jakarta, TNI, Polri dan organisasi/komunitas serta aktivis kemanusiaan dan kebencanaan yang selam aini konsen pada kegiatan pengurangan reisiko bencana.


Dalam arah sambutannya, Asisten Pemerintah Setda Provinsi DKI Jakarta, mengaskan pentingnya lokakarya ini, untuk dapat menggali potensi-potensi yang ada di kalangan lembaga usaha. Sementara itu, Sekretaris BPBD Prov. DKI Jakarta, Marni Tunnip, mewakili Kepala Pelaksana, mendampingi Assisten Pemerintahan, membuka lokakarya tersebut.

Undang Undang No 24 Tahun 2007 mengenai Penanggulangan Bencana mengamanatkan adanya paradigma baru dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Salah satunya adalah menekankan bahwa penanggulangan bencana pada dasarnya merupakan tanggung jawab semua orang, setiap warga negara, dimana kewajiban masyarakat adalah berpartisipasi aktif untuk mengurangi risikonya bersama-sama dengan pemerintah dan dunia usaha.
Pada kenyataannya sudah cukup banyak pelaku penanggulangan bencana di DKI Jakarta, baik di tingkat pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat yang telah melakukan kerja-kerja kongkrit Penanggulangan Bencana. Upaya tersebut perlu terus didorong dan dikembangkan agar tercapai hasil optimal yang mengarah pada berkurangnya risiko bencana.
Agar upaya tersebut semakin optimal, pemangku kepentingan di DKI Jakarta telah membentuk sebuah Forum Pengurangan Risiko Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim (F PRB-API) yang dikukuhkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014. Berdasarkan latar belakang tersebut, Forum PRB-API DKI Jakarta bekerja sama dengan Price Waterhouse Coopers Indonesia, Mercy Corps, BPBD DKI Jakarta dan Oxfam Indonesia bermaksud menyelenggarakan workshop dengan tema “membangun ketangguhan lembaga usaha dalam kerangka corporate sustainability”.

Oxfam Indonesia telah bekerja pada pengembangan kapasitas kemanusiaan melalui PRIME (Kesiapsiagaan, Respon, Pengaruh kebijakan, Model untuk Darurat) inisiatif yang kemudian menjadi dasar dari intervensi kemanusiaan saat ini untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat, serta membangun tangguh masyarakat.


Di Indonesia kerja-kerja kolaborasi untuk kesiapsiagaan dan response sifatnya masih dilakukan oleh setiap institusi yang belum terintegrasi terutama yang melibatkan pemerintah, private sector dan I/NGO.  Proses knowledge management untuk dapat dijadikan pembelajaran dan rekomendasi kerja bersama masih belum terdiseminasi dengan baik, sehingga kerja-kerja innovative belum diketahui banyak pihak.  Misalnya apa yang telah dilakukan oleh Oxfam di Indonesia dalam konteks Proyek SIGI yang bekerja dengan Private sector, ataupun pihak lainnya yang memiliki kapasitas untuk terlibat aktif dalam kesiapsiagaan terutama dalam konteks urban.  Masih sedikitnya pengalaman bekerja di wilayah urban dikarenakan pandangan tentang mudahnya akses dan banyaknya pihak yang ada di Urban perlu untuk diperbaiki terutama dalam memperbaiki mekanisme kesiapsiagaan untuk mempercepat response dengan biaya yang effective dan efisien.

Berdasarkan pengalaman tersebut Oxfam mencoba mendukung peran pemerintah dan inisiatif local untuk memperluas kerjasama dengan Sektor Swasta untuk kesiapasiagaan dan respon bencana di wilayah perkotaan, dan mencoba memberikan model innovative yang bermanfaat dari inisiatif pertumbuhan Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan oleh berbagai sektor swasta untuk kolaborasi yang lebih baik dalam intervensi kemanusiaan.  Tidak ada lembaga usaha yang menginginkan terjadinya gangguan kesinambungan rantai produksi barang dan jasa serta rantai pemasarannya.  Pada kenyataannya berbagai ancaman bencana masih cukup signifikan potensi terjadinya (banjir, kebakaran, konflik sosial, kegagalan teknologi) di Jakarta sebagai megapolitan maupun pusat pertumbuhan dan pembangunan Daerah Khusus Ibukota Republik Indonesia. 

Bagaimana agar lembaga usaha tersebut meningkatkan profesionalitasnya dalam mengurangi risiko bencana;  apa saja yang perlu dilakukan pada fase kesiapsiagaan dan tanggap darurat; apakah investasi perusahaan pada fase kesiap siagaan lebih efektif dan efisien dibanding pada fase emergency response dan rehab/rekon; sejauhmana Business Continuity Plan (BCP) berkontribusi positif dalam meningkatkan kapasitas lembaga usaha dalam rangka membangun Corporate Sustainibility? 

Workshop ini dilaksanakan untuk memfasilitasi kerja berjejaring dalam kesiapsiagaan dan respon terhadap bencana di daerah perkotaan yang lebih efektif dan efisien. Disamping itu juga dapat mendorong berbagi pengalaman dari sudut pandang sektor swasta, pemerintah serta organisasi berbasis masyarakat untuk menjawab berbagai tantangan tersebut diatas dan dalam upaya membangun model kolaborasi kesiapsiagaan dan response bencana di masa mendatang.

Tujuan pertemuan ini antara lain (1) memetakan peluang kesiapsiagaan di daerah perkotaan yang melibatkan LSM, Sektor Swasta dan Pemerintah, (2) memfasilitasi pembelajaran kesiapsiagaan dan kegiatan bantuan kemanusiaan dalam konteks daerah perkotaan yang melibatkan LSM, Sektor Swasta dan Pemerintah, (3) mensinergikan sumberdaya pelaku penanggulangan bencana dan sektor lain yang terkait dalam mencapai agenda bersama mengurangi risiko bencana di Provinsi DKI Jakarta, (4) mendapatkan rekomendasi tentang model komunikasi dan rencana aksi PRB-API selanjutnya

Hasil yang ingin dicapai meliputi (1) adanya dokumentasi pembelajaran tentang kerja kesiapsiagaan dan emergensi response yang telah dilakukan untuk di wilayah perkotaan, (2) adanya rekomendasi dan peta kegiatan serta perencanaan yang melibatkan LSM, Sektor Swasta dan Pemerintah dalam kesiapsiagaan yang mempromosikan sistem yang akan diadopsi oleh pemerintah dan sektor swasta, (3) masukan dan rekomendasi untuk model komunikasi dan rencana aksi PRB-API selanjutnya dengan pemerintah, sektor swasta  dan CBO/CSO untuk rencana kesiapsiagaan yang inovatif untuk konteks perkotaan.


oleh : ratman
foto : tim Forum PRB API DKI Jkt