MENDENGAR
- Nama Mat Peci, seolah kita diingatkan akan sosok tokoh jagoan yang
berkonogatif negatif tempo dulu, dan cukup melegendaris ditengah-tengah masryarakat
kita, khususnya masyarakat Pasundan (Jawa Barat) maupun Betawi (Jakarta). Bahkan
dalam cacatan kepolisian dan sejarah kriminalitas di tanah air, nama Mat Peci,
disejajarkan dengan nama-nama jagoan tempo dulu lainya, seperti Kusni Kadut,
Mat Pelor, bahkan Johny Indo, ketika masih jaya-jayanya dulu.
Namun Mat Peci yang satu ini adalah lain, Mat Peci adalah singkatan dari Masyarakat Peduli Ciliwung. Merupakan Komunitas Lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, atau komunitas sekelompok warga, yang selama ini memiliki komitmen untuk memberikan perhatian terhadap Kali Ciliwung, melalui berbagai program kegiatannya.
Komunitas Mat Peci, berada di sepanjang jalur Kali
Ciliwung, dan sekertariat untuk berbagai kegiatannya, berada di Kelurahan Cikoko,
Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, tepatnya di belakang Carefur MT Haryono,
disini ada sekertariat yang mereka namakan Mat Peci Green
Camp.
Dan untuk menuju lokasi Mat Peci Green Camp sendiri tidaklah sulit, dari arah Cawang, belok ke kiri masuk jalan sebelum Carefur MT Haryono, kira-kira lima ratus meter, tepat di belakang Carefur MT Haryono.
Camp.
Dan untuk menuju lokasi Mat Peci Green Camp sendiri tidaklah sulit, dari arah Cawang, belok ke kiri masuk jalan sebelum Carefur MT Haryono, kira-kira lima ratus meter, tepat di belakang Carefur MT Haryono.
Suasana yang asri, sejuk dengan bermacam pepohonan,
seolah-olah kita sedang berada di suatu perkampungan, terpencil jauh dari hiruk
pikuk perkotaan. Hal ini sangat kontras dengan area depan di sepanjang Jl.MT
Haryono, yang selalu padat dengan asap kendaraan bermotor. Suasana semakin menarik ketika, tuan rumah
menyajikan makan ubi rebus, pisang rebu dan , kacang rebus,
ditambah Bir Pletok, minuman khas Betawi yang terasa hangat. Makanya tidak heran kalau banyak warga yang
memanfaatkan area sekitar Mat Peci Green Camp untuk sekedar berteduh, melepas
lelah.
Adalah Usman Firdaus, salah satu tokoh sekaligus
pendiri komunitas Mat Peci, siang itu, Jumát (16/05), tampak sibuk, karena ada
tiga rombongan tamu, yang pertama rombongan dari Tim Peneliti Pusat Lingkungan
UGM, dan yang kedua Tim Peneliti Lingkungan dari LIPI, sedangkan yang ketiga
adalah rekan-rekan dari Forum PPRB API Prov. DKI Jakarta, yang memang sudah
dijadwalkan akan mengadakan rapat di Mat Peci Green Camp tersebut.
Menurut Usman Firdaus, keberadaan Mat Peci berdiri
sekitar tahun 2009, dan nama Mat Peci sendiri mengambil filosofi karena
sebagian besar anggota komunitas pada awalnya waga asli Betawi.
“Kegiatan awalnya Komunitas Mat peci, merupakan
kelompok tani Cikoko Hijau Lestari. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan
memberikan perhatian untuk Kali Ciliwung ini,”Jelas Usman Firdaus.
Sekitar tahun 2006, diakui Usman Firdaus dari
Komunitas Mat Peci, kondisi Kali Ciliwung masih relative bersih. Pasca banjir
tahun 2007, kondisinya mulai berubah, rupanya banjir selain menggenangi
berbagai kawasan disekitar DAS Kali Ciliwung, juga membawah tumpukan sampah
dimana-mana, disepanjang Kali Ciliwung, kondisi seperti ini menimbulkan
persoalan baru bagi lingkungan.
Diakui Usman, banyak suka dan dukanya sejak awal,
ia berkiprah di Komunitas Mat Peci. Tidak sebatas cibiran dan cacian semata,
bahkan sampai ancaman fisikpun pernah dialaminya. Kondisi ini dijalaninya
dengan sabar dan tekun, melalui program kegiatan yang nyata dan bisa dirasakan
langsung oleh warga. Secara lambat laun wargapun semakin pahan dan banyak pihak
yang menaruh perhatian keberadaan Komunitas Mat Peci. Saat ini Komunitas Mat
Peci sudah memiliki perwakilan yang ada di Kota Depok, tepatnya di Kelurahan
kemiri Muka, dengan fokus utama budidaya bambu, karena yang masih banyak
disana. Diakui Usman, dari 13 sungai dan 128 aliran yang ada di wilayah DKI
Jakarta, masing-masing ada kader-kader yang membentuk komunitas seperti Mat
Peci ini.
Tantangan terbesar yang dirasakan Usman Firdaus dan
kawan-kawanya di Komunitas Mat Peci sampai saat ini, adalah bagaimana
memberikan pemahaman dan kesadaran kepada warga masrayarakat untuk tidak
membuang sampah ke Kali Ciliwung secara sembarangan. Berbagai program dan
kegiatan terus dilakukan oleh Komunitas Mat Peci dengan dukungan berbagai pihak
untuk memberikan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, tanpa mengenal lelah.
“Diakui Usman, dirinya masih sering melihat dengan
mata kepala sendiri, dengan seenaknya seorang warga melemparkan sekantong
plastik yang berisi sampah ke Kali Ciliwung dari mobil mewahnya, tanpa merasa
berdosa,”papar Usman sembari berkaca-kaca, membayangkan bagaimana kawan-kawanya
di Komunitas Ciliwung bersusah payah, membersihkan tumpukan sampah setiap hari.
Kondisi seperti ini perlu kesabaran, lanjut Usman
Firdaus, Karena ini terkait dengan perilaku dan budaya, untuk merubahnya perlu
waktu, dan dukungan dari semua pihak, yang terpenting jangan mengenal lelah
untuk terus memberikan kesadaran kepada semua lapisan warga masyarakat.
Saat ini Komunitas Mat Peci memiliki beberapa
divisi program kerja, antara lain ; Konservasi Alam, Olah dan Pilah Sampah Jadi
Berkah, Pertanian Perkotaan, Seni dan Budaya, Mat Peci Rescue dan
Penanggulangan Bencana (PB), serta Pemberdayaan Masyarakat.
Beberapa program kegiatan, telah menghasilkan
berbagai produk yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh warga yang ada di
Komuitas Mat Peci. Disamping itu, beberapa lembaga juga telah memberikan
kepercayaan kepada Komunitas Mat Peci untuk menjalankan program kegiatan
melalui kerjasama dalam bentuk CSR, dan kerjasama lainya. Sementara dari
instansi pemerintah khususnya dari Dinas
Kebersihan, Komunitas Mat Peci dipercaya untuk menjadi tenaga kebersihan. Saat
ini sedikitnya 90 orang dari Komunitas Mat Peci, menjadi petugas kebersihan di
sepanjang Kali Ciliwung, mulai dari Kalibata sampai dengan Depok, dengan upah
yang layak, sesuai dengan aturan yang
ada.
Beberapa program kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam waktu dekat, Komunitas Mat Peci antara lain, tanggal 25 Mei 2014, Green
Smail, Bersih-Bersih Ciliwung. Dan ada rencana dalam waktu dekat untuk kegiatan
arung malam. Pada bulan Juni sekitar tanggal 21-22 akan ada Parade genthek,
sekaligus dalam rangka peringatan HUT Prov.DKI Jakarta dan hari Bumi.
Sementara itu, Ketua Forum Pengurangan Resiko
Bencana dan Adapatasi Perubahan Iklim (F-PRB API) prov. DKI Jakarta, Anton Agus
Haryanta sangat mengapresiasi keberadaan Komunitas Mat Peci ini. Forum PRD DKI
Jakarta akan terus menginventarisir dan merangkul keberadaan komunitas yang
berbasis kearifan lokal seperti Komunitas Mat Peci ini. Tinggal mensinergikan
antara program kerja yang sudah ada di Komunitas Mat Peci dengan program kerja
Forum PRB API DKI Jakarta.
“Ïni adalah potensi dan aset yang luar biasa tidak
saja bagi warga masyarakat sekitar, tetpi juga bagi Pemprov. DKI Jakarta.
Ternyata banyak potensi dengan kearifan lokal seperti ini yang justru, program
kegiatananya, bisa dirasakan langsung ditengah-tengah warga masyarakat,”jelas
Anton.
------------------------------------------------------
Peliput : ratman/Pusdalops BPBD DKI Jkt
Peliput : ratman/Pusdalops BPBD DKI Jkt
Sumber Foto : ratman