Menyikapi Hasil Konferensi Dunia untuk Pengurangan
Risiko Bencana ke-3
Konferensi
Dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana ke-3 (3rd WCDRR) telah berakhir di
Jepang. Pertemuan Dunia yang diselenggarakan oleh Badan PBB untuk Strategi
Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR) dan Pemerintah Jepang ini dilaksanakan
selama 5 hari sejak 14 – 18 Maret 2015 di Kota Sendai, Prefektur Miyagi, Jepang,
yang menghasilkan beberapa outcome dokumen diantaranya Deklarasi Sendai
dan Kerangka Aksi Sendai – untuk Pengurangan Risiko Bencana (SF for DRR).
Kerangka
kerja ini telah disetujui setelah negosiasi panjang yang ditandai dengan
kurangnya kemauan politik negara-negara untuk menghasilkan dokumen yang kuat
dan ambisius. Hasil dari kurangnya kesepakatan antar pemerintah dalam proses
negosiasi, yang berdampak pada molornya proses penutupan konferensi, membuat
pemerintah Jepang mengambil langkah sendiri dalam menyelesaikan proses
negosiasi dan debat pada setiap item dokumen.
“Hasil
dari dokumen ini dikhawatirkan tidak akan menyentuh pada masyarakat yang
betul-betul rentan sementara kekuatan itu ada di masyarakat” kata Surya Rahman
Muhammad, Direktur Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia (HFI).
Sementara
itu kejadian bencana diseluruh dunia juga semakin meningkat, seperti Siklon Pam
di Vanuatu, dan kejadian gempa di Banggai, Sulawesi Tengah yang terjadi disaat
konferensi ini berlangsung, dan pemerintah juga harus berjuang untuk memperoleh
kesepakatan untuk proses penanggulangan yang lebih baik.
Kerangka
ini akan berlangsung selama 15 tahun ke depan, yang diharapkan dapat memandu
seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pengurangan risiko bencana dan
adaptasi perubahan iklim mulai di tingkat lokal, nasional, regional dan
internasional. Pendekatan dari kebijakan dan praktek ini diharapkan dapat
memenuhi tantangan penanggulangan bencana yang semakin meningkat, yang
berdasarkan hasil data dan pernyataan dikeluarkan oleh BNPB, kejadian bencana
didominasi oleh faktor iklim (bencana hidrometerologi) dan mencapai lebih dari
90%1.
Humanitarian Forum
Indonesia dan beberapa organisasi berbasis agama berkumpul di Sendai dan
menyatakan kekecewaan mereka bahwa kerangka ini telah gagal untuk mengakui
kontribusi dari iman melalui organisasi berbasis iman dan komunitas berbasis
iman dalam konteks pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Namun komitmen ini tetap
akan diwujudkan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam mengurangi risiko
bencana dan perubahan iklim. Komitmen-komitmen tersebut termaktub dalam 2
dokumen ini hanya akan dapat dilakukan jika menempatkan masyarakat sebagai
pusat dan meminta pertanggungjawaban pemerintah yang memiliki tanggung jawab
untuk pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklimyang kuat.
SEKILAS TENTANG HFI :
Humanitarian Forum
Indonesia dan 13 anggotanya yang merupakan lembaga berbasis iman di Indonesia
yaitu Muhammadiyah Disaster Management Centre, Dompet Dhuafa, Yakkum Emergency
Unit, Yayasan Tanggul Bencana Indonesia, Wahana Visi Indonesia, KARINA,
Perkumpulan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat, PKPU, Church World Services
Indonesia, Habitat for Humanity Indonesia, Unit PRB-PGI, Rebana Indonesia dan
Rumah Zakat.
Siap memainkan
perannya dalam bekerja sama dengan masyarakat untuk penguatan dan tindakan
dalam mengurangi risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim mulai di tingkat
lokal hingga nasional, yang merupakan mandat dalam Piagam Kemanusiaan dan
Undang-Undang No.24 tahun 2007 mengenai Penanggulangan Bencana.
Surya juga
menambahkan : Humanitarian Forum Indonesia dan anggotanya menyatakan bahwa
Konferensi Sendai akan mempercepat negosiasi untuk penguatan masyarakat lokal
dan kelompok rentan dalam pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, dan
melakukan yang inisiatif-inisiatif yang mengangkat kelompok rentan. Jakarta, 20
Maret 2015 Surya Rahman Muhammad Direktur Eksekutif Humanitarian Forum
Indonesia (*)
Contact Person:
Sekretariat HFI d/a Jl KH Wahid Hasyim No.2 Menteng Jakarta Pusat 10340 cp Dear
Sinandang (08174926247 / dear@humanitarianforumindonesia.org)
(update by : ratman)
(update by : ratman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar