SENDAI,
MARET 2015
Platform nasional bekerjasama dengan
AADMER, menjelang pertemuan World Conference DRR di Sendai, 14 – 18
Maret 2015, mengumpulkan catatan penting, yang akan disampaikan di pertemuan
tersebut. Pertemuan yang khusus membahas tentang peran dan suara CSO Indonesia
ini, menghasilkan catatan kritis, di bawah ini catatan tersebut yang
tertuang dalam komunike bersama
1. Kami,
perwakilan organisasi-organisasi masyarakat sipil Indonesia yang bergerak dalam
berbagai aksi-aksi kemanusiaan, melalui komunike ini, bermaksud menyampaikan
pokok-pokok pikiran dalam rangka menyambut perhelatan akbar; 3rd World
Conference on Disaster Risk Reduction yang akan diselenggarakan di kota Sendai,
Miyagi Prefecture, Jepang pada 14-18 Maret 2015; yang kami serap dari berbagai
pengalaman empiris bekerja bersama membangun ketangguhan masyarakat lokal dan
yang berada di garis depan.
2. Kami menyambut penyelenggaraan 3rd World
Conference on Disaster Risk Reduction 2015 sebagai langkah maju dalam
mewujudkan visi bersama, membangun “resilient people” sebagai prasyarat mutlak
dalam menciptakan “resilient planet”. Konferensi kali ini bertepatan dengan
peringatan empat tahun Gempa dan Tsunami Jepang Timur sebagai salah-satu wake-up
call bagi masyarakat dunia untuk senantiasa bersiap dan bersiaga
menghadapi ancaman yang maha dahsyat, yang tidak hanya menyebabkan kerusakan
harta benda, melainkan juga mampu menghilangkan ratusan ribu jiwa, yang
sekali-kali akan terjadi pada saat-saat yang tidak pernah terduga.
3. Kami
memandang, the 3rd World Conference on Disaster Risk Reduction 2015diselenggarakan
bertepatan dengan berakhirnya era Millennium Development Goals
2000-2015danlahirnya kerangka global pembangunan berkelanjutan pasca 2015,
maka konferensi yang diselenggarakan kali ini hendaknya melahirkan
kontribusi-kontribusi yang positif terhadap penguatan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan sebagai fondasi tercapainya pengurangan risiko
bencana dan pencegahan atas lahirnya risiko-risiko baru sebagai bentuk
tanggungjawab kemanusiaan kita terhadap kepentingan dan martabat dari generasi
yang akan datang.
4. Kami mendesak, the 3rd World Conference on
Disaster Risk Reduction 2015untuk turut memberikan jawaban konkret terhadap
masalah pemanasan global dan berbagai dampaknya, dengan turut mendesak untuk
adanya target pengurangan emisi gas rumah kaca yang ambisius serta mendorong
adanya upaya terkoordinasi secara global terhadap peningkatan kapasitas
masyarakat yang berada di negara-negara miskin, berkembang, dan kepulauan kecil
guna meningkatkan dan mengembangkan kemampuan adaptasi dalam menghadapi
berbagai implikasi akibat perubahan iklim.
5. Kami juga mendesak the 3rd World Conference on
Disaster Risk Reduction 2015 guna memberikan tekanan terhadap
pentingnya melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang lebih sensitif terhadap
risiko dengan cara mendorong dihentikannya berbagai praktik-praktik buruk pengelolaan
ekonomi berbasis sumberdaya alam yang tidak memperhatikan keseimbangan ekologis
dan berpotensi melahirkan risiko-risiko baru di masa yang akan datang.
6. The 3rd World Conference on Disaster Risk Reduction
2015 secara khusus ditujukan untuk
melahirkan kerangka kerja pengurangan risiko bencana pasca 2015 sebagai
pengganti piranti baru untuk mengelola capaian-capaian yang telah diraih selama
periode Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015 sekaligus mengantisipasi perkembangan ancaman-ancaman
bencana dan masalah-masalah kemanusiaan pada aras yang sejalan dengan kerangka
global mengenai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan belajar dari
pengalaman HFA 2005-2015, keberhasilan komitmen global dalam mewujudkan
ketangguhan planet akan sangat bergantung terhadap prasyarat-prasyarat di bawah
ini :
1) Dilaksanakannya
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yakni kerangka pembangunan yang
menekankan keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan serta yang menjamin hak
generasi yang akan datang untuk menikmati segala jenis sumberdaya sebagaimana
yang kita nikmati saat ini. Penegakkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan adalah prasyarat untuk adanya pengurangan secara signifikan
faktor-faktor risiko mendasar, baik dari segi bahaya maupun kerentanan,
khususnya terhadap risiko-risiko “invisible” sebagai akibat dari
bencana-bencana skala-kecil yang berlangsung secara perlahan (slow onset), dan
lebih banyak terjadi in urban setting.
2) Adanya upaya yang sistematis dan terarah dalam rangka
mengasah kemampuan masyarakat lokal dalam mengelola berbagai risiko-risiko
bencana yang dihadapi berdasarkan kapasitas dan sumberdaya yang dimiliki.
Investasi pada penguatan kapasitas, pelembagaan budaya keselamatan, dan
kesiapsiagaan menuju respon yang efektif perlu ditingkatkan. Pemerintah dan
berbagai stakeholder penanggulangan bencana tidak hanya ditantang untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana-bencana yang pernah
atau kerap terjadi, tetapi juga dituntut untuk mengasah kemampuan masyarakat
dalam mengantisipasi munculnya risiko-risiko baru sebagai akibat dari berbagai
bentuk kegagalan pembangunan, seperti ancaman akibat kegagalan teknologi.
3) Disaster Risk Governance yang accountable.
4) Kemitraan yang sejajar dan saling-menguntungkan dari
berbagai stakeholder.
Jakarta, 9 Maret 2015
- Arif Nurkholis – MDMC
- Agus Budiarto - Karina
- Abdul Muhari – KKP/Tohoku/Platform
Nasional
- Asep Benny – Dompet Dhuafa
- Anton Agusta – Forum PRB DKI
- Andri Murdianto – Rumah Zakat
- Anastasia Maylinda - YEU
- Ari Nugroho – Oxfam
- Charles Ham – Hope World Wide
- Adi Pamungkas – Pramuka Peduli
- Dwi Minarto – Perkumpulan Skala
- Elva – Politik.com
- Gunandar – Kerlip
- Heri – Perkumpulan Skala
- Ita Balanda – UNICEF
- Irina Rafliana – LIPI
- Lusiana Yayek – TNOL
- Miranti Husein
- Martina Estrely – Puskris Psi UI
- Nurul Fitry Azizah – Kerlip
- R.Y Hariandja – Media Indonesia
- Sofyan – Bingkai Indonesia
- Syamsul Ardiansyah – Dompet Dhuafa
- Surya Rahman – Humanitarian Forum Indonesia
- Susilo Budhi – Aksara
- Yanti – Kerlip
- Rini Dharsono – Perkumpulan Skala
- Syafiria – Perkumpulan Skala
- Galuh Ruspitawati – Perkumpulan Skala
- Victor Rembeth – DRP
- Trinirmalaningrum – Perkumpulan Skala
- Zam-Zam Muzaki – Kerlip
- Suryadi – Wahana Visi Indonesia
- Rahmawati Husein – MDMC
- Raditya Jati – BNPB
- Haryono Budi – Artha Graha Peduli
- Sugeng Tri Utomo – DRRI
- Puspa - APG
- Marlon Lukman – YTBI
- (ratman/prbapidki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar